Wednesday, June 3, 2015

CHAPTER 11: Kemenangan Kedua ( Secondary Flight )

Hari ketujuh, tanggal 7 September 2020. Gelombang kedua menghadapi tembakan altileri sasaran udara yang lebih rapat tetapi lebih mudah. Dimana-mana terlihat pilar dari asap yang membumbung tinggi di angkasa yang berguna dalam membantu navigasi. Ketentuan radio silent tidak berlaku lagi serta tidak perlu terbang rendah sekali untuk menghindari deteksi radar. Pihak lawan pun sudah kehilangan tiga perempat kekuatan udaranya.

Aku kembali ke lapangan terbang, mencari F-14 atau F-18 yang lain dan memburunya, Aku menembaknya dengan kanon-dan lawanku hancur berantakan. Aku dicengkeram rasa mabuk kemenangan. Aku kembali lagi ke lapangan terbang dan melihat di kejauhan F-14 yang lain. Mahluk-mahluk yang kusebut monster itu pun bermanuver sendiri-sendiri atau dalam formasi tetapi tidak pernah terasa betul-betul menggentarkan. Mereka menembakkan banyak rudal tetapi tidak terarah dengan baik.

Aku sudah mulai menembak dari kejauhan akan tetapi tidak melihat apakah dia kena atau tidak. Karena bahan bakar pesawatku sudah mulai menipis, dibawah minimum dan memutuskan kembali kepangkalan untuk segera melampiaskan kegembiraanku.

Aku terbangkan pesawat rendah sekali lalu mengarah pulang. Di tengah jalan leaderku memberi tahu bahwa dia bail out karena kehabisan bahan bakar atau istilah dalam penerbangan disebut bingo ditambah lagi, dia juga mengalami throttle stuck open. Aku bersyukur hanya mendapat joker. Istilah untuk angka bahan bakar pesawat mendekati minimum, bila joker dilewati maka dinamakan bingo. Aku tidak senahas itu dan bisa terbang kembali menuju pangkalan. Rasa senang menggelegak; berhasil menembak jatuh dua pesawat lawan, padahal bahan bakar sudah menipis, dan segala sesuatunya berjalan lancar. Dimataku, dua hari pertempuranku adalah kemenangan besar.

Aku kembali bergabung dalam empat formasi Hallorran dengan posisi dibelakang sendiri, kami berhasil kembali dengan selamat beserta kemenangan ditangan kami. pada saat perjalanan pulang, ada sesuatu yang aneh yang Kami berempat alami. Saat terbang formasi tiba-tiba ada enam pesawat musuh yang melintas diatas keempat formasi kami dengan kecepatan tinggi dalam posisi pesawat terbalik ( inverted ), sehingga Aku bisa melihat pilotnya dari dalam kokpitku. Satu-persatu mereka lewat diatas formasi Kami. Yang membuatku terkejut adalah ketika melihat nomor lambung keenam pesawat tersebut semuanya sama, yaitu AF 101, warna pesawatnya, serta jenis pesawatnya. Satu lagi yang membuat bulu kudukku merinding, adalah bahwa pesawat yang melintas itu adalah pesawat yang Aku tembak terakhir kali sebelum Return To Base ( RTB / kembali ke pangkalan ). Aku yakin sekali bahwa itu adalah pesawat yang Aku tembak terakhir kalinya. Dia meledak berkeping-keping dalam jarak 300 m dariku, jadi tidak mungkin Aku salah lihat. “mati satu tumbuh enam ... masa sih?” pikirku dengan sedikit ketakutan. “Biar Aku kejar dia!” teriak Gerit memecah pikiranku yang diselimuti berbagai pertanyaan yang tak belandaskan logika. “J ... ja ... ja ... jangan! ... biarkan dia lewat, ingat bahan bakar Kita sudah menipis”. jawabku dengan sedikit terbata. Membiarkan pesawat tersebut lewat dan menghilang begitu saja. Secara logika, Kami pasti akan bertemu dengan pesawat tersebut, karena mereka terbang searah dengan Kami. Apabila keenam pesawat tersebut berbelok, Kami pasti akan melihatnya. Kemudian Aku terbawa kembali ke alam pikiranku yang berkecamuk dengan logika yang ada, bahwa Aku melihat betul bahwa pasawat itu telah hancur. Ditambah lagi pesawat keenam yang terakhir kali melintas dengan posisi pesawat terbalik, pilotnya sempat mengacungkan jempol kepadaku. Dari radio komunikasi terdengar tawa miris dan ringkihan yang begitu lirih namun terdengar sangat jelas, yang mengatakan “esok datang ajalmu”. Suara tersebut tidak hanya terdengar diradio komunikasiku, akan tetapi semua yang tergabung dalam keempat formasi Hallorran mendengarnya. Karen sempat berkata padaku “Ra, ... jangan mulai lagi deh, ini suara kamu kan?”. Anin-pun tak ketinggalan menimpali “Iya nih! ... mau kerjain kita lagi ya?, mentang-mentang udah berhasil nembak pesawat lawan”. “Ha ... apa maksud kalian?, suer deh itu bukan Aku. Apa kalian nggak curiga sama enam pesawat yang baru melintas melewati kita tadi?. Nanti saja setelah kita sampai di pangkalan Aku ceritakan masalah kecurigaanku terhadap keenam pesawat tadi. Tapi benar kok, suara itu bukan suaraku.


Hari ini aku bisa beristirahat sejenak setelah menyelesaikan misi, sambil menunggu perintah selanjutnya.

No comments:

Post a Comment