Thursday, June 4, 2015

CHAPTER 12: Gelato Favorit

“Kalian berdua mau minum apa nih?”, Anin bertanya padaku dan Gerit. “Kalau Aku ice cream aja deh, Gelato favoritku ... Kamu apa G?. “Sama aja deh”, jawa Gerit sambil membolak-balik daftar menu yang hanya dua halaman itu tanpa membacanya. Anin beranjak dari tempat duduknya diikuti Karen “OK kalian tunggu disitu ya, Aku sama Karen mau pesan dulu”. 

“Eh G, ingat tadi nggak ... waktu enam pesawat D-myth melintas diatas kita?” tanyaku pada Gerit. “Ya, yang kata kamu aneh itu kan? ... emang ang aneh apanya sih?”. “Yaaah tadi katanya Kamu juga mengalami hal yang sama saat di dalam kokpit”. “Maksudmu suara-suara aneh itu?, kalau itu sih bukan cuma Aku. Anin dan Karen pasti juga mendengarnya. Kan mereka kira Kamu yang lagi iseng, iya kan?”

“Eh lagi ngomongin apa nih?, kelihatannya seru banget”. Seru Karen memecah perbincanganku dengan Gerit. Karen membagi pesanan Kami berempat yang masih ada dalam nampan kayu yang dibawanya.

“Ini nih, Ara nanya, apa tadi ngelihat hal yang aneh saat enam F-18 melintas di atas Kita. Emang Kalian juga lihat sesuatu yang aneh?. 

“Mmmmhh ... masalah itu ya?, ... kalau itu Aku tadi juga ngeliat ada sesuatu yang aneh sama enam F-18 itu”. Jawab Karen sambil melepas sedotan plastik yang menempel dibibirnya yang mungil. “Aku tadi melihat nomor seri pesawat yang semuanya sama, t’rus semua pilotnya mengenakan seragam pilot ala perang dunia ke-dua”. “Tuh kan!, Karen aja mengalami hal aneh juga, kalau Anin gimana?, ... apa tadi juga merasakan ada keanehan saat enam F-18 itu melintas di atas kita?”. Tanyaku.

“Yang Aku bisa lihat tuh, saat mereka sudah menjauh dari kita, tiba-tiba pesawat mereka menjadi bola api dan melesat seperti komet, lalu menghilang di depan kita, dimana masih berada dalamjarak pandang, ... dan bukannya pesawat itu adalah pesawat yang ditembak jatuh sama Ara terakhir kali sebelum kita memutuskan untuk RTB?”. Jawab Anin sambil menaruh sesuap es krimnya kedalam mulut.

“Aneh juga ya?”. Gumam Gerit. “Enam pesawat yang melintas memiliki nomor seri yang sama, mengenakan pakaian ala perang dunia ke-dua, dimana seorang pilot tidak akan bisa terbang dalam ketinggian tersebut tanpa masker oksigen yang tidak dimiliki oleh para pilot era perang dunia ke-dua, keenam pesawat tersebut menjadi bola api. Meluncur cepat seperti komet, dan menghilang di depan mata, masih dalam jarak pandang”. Sejenak gerit memakan es krim Gelatonya, dan kembali berkomentar. “Yang Aku lihat sih sama dengan apa yang dilihat Anin terakhir kali, ditambah suara aneh yang tertangkap radio komunikasi”. “Nah kalau suara itu sih Aku juga mendengarnya!”. Seruku, Anin dan Karen bersamaan.

“Tapi mau bagaimana lagi, yang kita hadapi bukanlah manusia biasa, tetapi arwah-arwah penasaran dan manusia-manusia yang telah menyatu tubuh dan pikirannya dengan iblis”. Jawabku, sambil mengaduk Gelatoku. Komandan Lapangan Udara ( Danlanud ) Iswahjudi mendekatiku dan berkata, “Selamat atas keberhasilan tim Hallorran, kamu leadernya kan?!”. Aku segera bediri dan memberi hormat “Siap! ... benar saya adalah leadernya, dan terima kasih Kolonel!”. “Ah ... tidak usah terlalu formal begitu, ini bukan pembicaraan resmi ... jadi bersikaplah biasa ... santai saja!”.

Tak terasa kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang seru. Beliau memberiku nasehat dan arahan tentang Basic Fighter Maneuver ( BFM ). Hal dasar untuk posisi menyerang ( Ofensife ) yang relatif dari penyerang terhadap sasaran dikenal dengan adanya jarak, Aspect Angle, Angle off, dan Plane of Motion. Jarak adalah garis lurus antara penyerang dengan sasaran. Aspect Angle adalah suatu posisi yang diukur dari ekor pesawat sasaran terhadap penyerang. Angle off adalah pertemuan arah pesawat penyerang dan sasaran. Sedangkan Plane of Motion adalah garis yang dibentuk oleh Flight Path pwsawat sasaran relatif terhadap penyerang, bisa horizontal ataupun vertikal.

Tiga prinsip utama dari BFM, pertama Turn Rate/Radius ialah  untuk mengukur kemampuan belok pesawat dalam memecahkan Aspect Angle dan Angle off. Turn Rate yang cepat dan Turn Radius yang kecil sangat diperlukan untuk mendapatkan posisi/jarak tembak yang baik atau menghindari serangan lawan. Sangat dipengaruhi oleh Drag Index, Power, dan Gross Weight pesawat, serta Altitude.

Kedua adalah akselerasi. Apabila memiliki akselerasi yang baik dan dilakukan dengan cara yang benar, akan sangat membantu dalam kecepatan untuk mendapatkan jarak tembak. Dipengaruhi oleh ketinggian, sikap dan kecepatan pesawat itu sendiri. Akselerasi akan  sangat efektif pada ketinggian yang relatif rendah, akan cepat didapat pada posisi agak menukik, dan juga setiap pesawat pada kecepatan tertentu daya dorong akan lebih besar daripada Drag.

Ketiga adalah Roll, dimana sangat berguna untuk mengontrol Lift Vector, Forward Velocity, dan AOA. Dengan Roll dapat mengubah dan memecahkan Aspect Angle maupun Angle off sehingga akan mendapatkan posisi/jarak tembak yang baik. “Ok, sampai disini apa kamu bisa menangkap apa yang telah saya ceritakan? ... atau mungkin kamu ada pertanyaan? 

Kemudian Aku bertanya, “Lalu bagaimana dengan Hallorran yang memiliki teknologi lebih canggih dari pesawat tempur manapun di dunia pada saat ini? ... dimana pesawat ini mampu untuk melakukan Lock On lebih dari satu sasaran, entah itu satu, dua, atau bahkan enam sekaligus. Bahkan musuh yang berada dibelakang Hallorran pun bisa di Lock tanpa harus mengarahkan moncong pesawat terhadap lawan. Lalu apakah BFM masih tetap efektif, sedangkan teknologi sudah dapat memberi kemudahan tanpa kita harus menguasai BFM pak?”

“BFM adalah gabungan dari intelegensia dan kecepatan serta agresivitas. Dimana terjadi proses menerima, mengadaptasi, menganalisis, dan pengambilan keputusan. Proses ini akan terwujud lewat keterampilan. Keterampilan akan didapat dengan adanya latihan. Untuk itu latihan yang berulang kali dan sungguh-sungguh perlu dilaksanakan.

Sudah terbukti bahwa walaupun peralatan sangat lengkap, modern dan canggih, namun apabila tidak terlatih akhirnya akan sia-sia. Ketergantungan terhadap peralatan dan kemampuan senjata jarak jauh ( misil ), tidak dapat dipercayakan sepenuhnya. Kemungkinan gagal masih tetap ada, karena sistem, kemampuan mengoperasikan dan keterbatasan jumlah yang dapat dibawa serta kalaikan senjata itu sendiri.

Penghayatan terhadap orientasi ruang yang dapat bergerak ke segala dimensi adalah penting sekali. Latar belakang pengetahuan yang bersifat akademis seperti Maneuverability, Tactics, kemampuan pesawat sendiri maupun pesawat lawan merupakan kunci keberhasilan. Apabila penerbang tempur memasuki arena pertempuran, sebaiknya memiliki pengetahuan seluruh kemampuan pesawat baik yang dimilikinya maupun yang digunakan lawan. Keberhasilan juga akan didapat apabila menggunakan pesawatnya seoptimal mungkin, dengan mengambil keuntungan dari kekuatan sendiri terhadap kelemahan lawan” ... “jadi intinya BFM tetap sangat diperlukan oleh penerbang, ... itu saja”.

Pada pertempuran udara masa sekarang, walaupun Multi Bogey ( 2 lawan 2, 4 lawan 4 atau lebih ), namun pada akhirnya tetap akan menjadi “1 lawan 1” atau maksimum “2 lawan 1”. Apabila melebihi dari jumlah itu, pertempuran menjadi tidak efektif dan tidak efisien karena terbatasnya ruang gerak dan ruang tembak.

Apabila dihadapkan pada posisi harus bertahan, yang dapat dilakukan adalah melaksanakan defensif BFM. Tujuannya adalah menghindari setiap serangan musuh sehingga dapat bertahan hidup atau kalau mungkin, bisa balik menyerang.

Pada saat bertahan faktor posisi, pandangan dan fisik akan menjadi tambahan beban mental. tidak cepat menyerah dan mengalah adalah tindakan yang sangat diharapkan. hasrat yang besar untuk ingin tetap hidup, rasa percaya diri yang kuat penting sekali dimiliki oleh setiap penerbang. Karenanya sewaktu latihan betul-betul dimanfaatkan. Akan lebih baik ratusan kali dianggap kalah dalam latihan dan menganalisis kesalahannya daripada mati pada pertempuran sesungguhnya.

Manuver yang diutamakan adalah untuk menghindari serangan yang paling mengancam. dapat dibantu dengan menggunakan Infra Red Counter Measure ( IRCM ) atau dengan On Board Counter Measure ( OBCM ). Dari setiap gerak atau manuver diusahakan untuk menghindar dari serangan yang terus-menerus. Analisis setiap saat agar keluar dari posisi atau jarak tembak musuh. Awasi reaksinya, jaraknya, tipe pesawatnya, dan bahkan kalau mungkin kemampuan penerbangnya, untuk mengetahui seberapa jauh bisa bermanuver.

Berusaha untuk selalu dapat melihat posisi musuh atau penyerang. Hal ini mutlak harus dapat dilaksanakan karena dikenal juga Lost Sight,  Lost Fight. Kalau tidak melihat musuh, tidak bisa bertempur. Situation Awareness hilang, tidak bisa bereaksi, karena tidak memiliki referensi harus bermanuver terhadap apa.

Manuver-manuver yang dapat dilaksanakan bila harus bertahan: Hard Turn, Break Turn, Reversals, Scissors, Hi-G Roll, Separation Maneuver, Deception.

No comments:

Post a Comment